Senin, 27 Februari 2023

Semua Tentang Majalah Suara Guru

  Resume Pertemuan ke-22


Tema.   : Menulis di majalah Suara Guru

Narasumber.  : Catur Nurrochman Oktavian, MPd

Moderator.  : Sim Chung Wei, SP

Hari/tanggal.  : Senin, 27 Februari 2023


Majalah suara guru lahir pada tahun 1949. Majalah ini terbit setiap dua bulan sekali, berisi sekitar 76 halaman dengan lay out full colour, kertas glossy dan diedarkan ke seluruh Indonesia.

Banyak rubik suara guru yang dapat diisi oleh para guru terutama yang hobi menulis, rubik itu meliputi opini, sastra, puisi, pantun, destinasi sejarah.

Syarat agar tulisan dapat diterima oleh majalah suara guru untuk mengisi rubik opini adalah 

a. Tulisan asli atau bukan plagiat

b. Tulisan bersifat aktual tentang pendidikan.

c. Ditulis dengan bahasa populer, komunikatif, lugas dan enak dibaca. 

d. Ditulis menggunakan huruf New Roman ukuran 12, menggunakan kertas A4 dan 1,5 spasi, panjang kata kurang lebih 700 kata.

Selain itu ada rubik baik yang menamoun

[28/2 09.44] atiens: tulisan mengenai praktik baik. Ditulis dalam bentuk naratif, deskriptif. Kurang lebih 400 kata.

Rubik liputan sekolah berisi liputan kegiatan sekolah. Selain itu ada rubik percik dan oase berisi tulisan mengenai mutiara kehidupan. 

Untuk memperoleh majalah suara guru bisa menghubungi :

Bu Widya  087882289299

Bu Tyas.   085814213473

Dan dapat diakses pada laman http://suaraguruonline.com

Senin, 20 Februari 2023

Menyusun Buku Bahan Ajar

  Pertemuan ke-19


Tema        : Menulis Buku Ajar

Narasumber.    :  Dr. Mufidah Isriyah, MPd

Moderaror.        : Muthmainah

Hari/tanggal.    : Senin, 20 Februari 2023



Salah satu komponen yang penting dalam proses belajar mengajar adalah  bahan ajar. Bahan ajar dapat diperoleh dari buku-buku terbitan swasta dan buku paket dari pemerintah sebagai sumber belajar. Sebagai pendidik sebaiknya memiliki kemampuan menulis bahan ajar sendir yang bisa disesuaikan dengan lingkungan sekolah. 

Pertemuan kali ini membahas mengenai penulisan bahan ajar dengan narasumber Dr. Mudafiatun Isriyah, MPd.

 Beliau adalah konselor dan penulis juga asesor BAN PAUD Jatim. Lulus cum laude prodi PAUD UNESA Surabaya dan melanjutkan studi di Universitas Negeri Malang untuk meraih gelar doktor Bimbingan dan Konseling, pernah peraih buku terbaik Perpusnas 2021 bersama prof Ekoji dalam tantangan menulis selama satu minggu.

 Pertemuan kali ini dibagi menjadi 3 materi, antara lain :

 1. Bahan ajar  VS  Buku Ajar

2. Pentingnya Bahan ajar dalam pembelajaran

3. Buku ajar dan buku hasil penelitian/hasil pemikiran

4. Cara penulisan buku ajar

5. Prinsip-prinsip pemilihan materi buku ajar.


1. Bahan ajar adalah segala bentuk bahan yang digunakan untuk membantu guru/dosen dan mahasiswa dalam kegiatan belajar-mengajar. Bahan ajar dapat berupa bahan tertulis atau pun tidak tertulis.

[21/2 04.36] atiens: Bahan ajar adalah seperangkat materi yang disusun secara sistematis baik tertulis maupun tidak tertulis sehingga dapat tercipta lingkungan dan suasana yang memungkinkan peserta didik untuk belajar.

 3. Bahan Ajar Cetak • Buku Teks, •Buku Referensi, dan Monograf, 

   •Bahan Ajar Mandiri = Modul = BAJJ  •Panduan = Petunjuk = Pedoman, •Atlas = Peta •Diagram = Poster   

   •Brosur = Leaflet = Manual      

Bahan Ajar non-Cetak • Internet = Web Based Courses = e-learning • CAI = Pembelajaran Berbantuan Komputer • Slide • Video / TV • Audio / Radio.


Sedangkan Buku Ajar merupakan salah satu bentuk bahan ajar.

Buku Ajar adalah buku ilmiah berupa uraian materi pembelajaran yang disusun secara logis dan sistematis dengan bahasa yang lugas, digunakan dosen dan mahasiswa dalam pembelajaran (Pannen & Purwanto, 2001)

 BUKU AJAR PENTING DALAM PEMBELAJARAN?

1. Guru lebih banyak waktu untuk memberi bimbingan kepada siswa/mahasiswa

 2. Siswa dapat belajar sekalipun tidak ada guru

3. Siswa dapat belajar kapan dan di mana saja

 4. Siswa tidak terlalu tergantung kepada guru sebagai satu-satunya sumber informasi

 5. Siswa bisa belajar dengan kecepatan masing-masing sesuai dengan potensi

[21/2 04.56] atiens: Mengacu pada TRILOGI PEMBELAJARAN

1. Tujuan

2 Srtategi 

3. Penilaian

 Syarat minimal terjadinya pembelajaran adalah mahasiswa/siswa – Materi – Guru/Dosen.

Beban belajar mahasiswa untuk 2 sks (SN-DIKTI, 2015): 2 sks = 340 menit. Kebutuhan bahan bacaan?

 Seorang guru memiliki kepentingan untuk memenuhi kebutuhan  mengajarnya yaitu dengan menata buku ajar sendiri sesuai mata pelajaran yg kita ampu


Keuntungan menulis bahan ajar bagi guru dan dosen :

1. Promosi dan kenaikan pangkat 

2. Mendapatkan insentif 

3. Finansial-Royalti

4. Eksistensi diri

5. Media ekspresi

6. Branding personal dan institusi

7. Penguatan keilmuan; dll. Eksistensi diri

[21/2 05.29] atiens: Jenis-jenis bahan ajar antara lain :

1.Buku ajar, 

2. Buku modul, 

3. Diktat, 

4. Petunjuk praktikum, 

5. Naskah tutorial/buku penelitian atau pemikiran.


Antara lain menghasilkan: 1. BUKU REFERENSI, 

2. Buku monograf


Buku Ajar pada umumnya: 

1. Ditulis dan dirancang untuk digunakan siswa/mahasiswa.

2. Menjelaskan tujuan pembelajaran. 

3. Disusun berdasarkan pola belajar yang fleksibel.

4. Strukturnya berdasarkan kompetensi yang akan dicapai.


Apa beda antara buku ajar dan buku teks?.

Buku Teks pada umumnya:

1. Ditulis terutama untuk digunakan dosen atau pembaca umum, dipasarkan secara luas.

2. Tidak selalu menjelaskan tujuan pembelajaran. 

3. Disusun secara linier. 

4. Strukturnya berdasarkan logika bidang ilmu (content).


 Buku ajar pada umumnya: 

5. Ada pemberian kesempatan latihan bagi mahasiswa.

6. Selalu memberikan rangkuman. 

7. Kepadatan berdasarkan kebutuhan mahasiswa

8. Dikemas untuk digunakan dalam pembelajaran.


Lanjutan buku teks: Buku Teks pada umumnya:

5. Belum tentu memberikan latihan bagi mahasiswa.

6. Belum tentu ada rangkuman.

7. Materi buku teks sangat   

8. Dikemas untuk dijual secara umum.

Lanjutan buku ajar: Buku Ajar pada umumnya: 

9. Mempunyai mekanisme untuk mengumpulkan umpan balik dari mahasiswa.

10.Mencantumkan petunjuk penggunaan buku ajar.


 Lanjutan buku teks: buku teks pada umumnya:

9.Tidak ada mekanisme untuk mengumpulkan umpan balik dari pengarang buku

10.Tidak memberikan petunjuk cara mempelajarinya.

Cara menyusun buku ajar : 1. Penataan Informasi (compilation text)

Guru/Dosen melakukan kompilasi bahan dari berbagai sumber yang telah beredar di pasaran berdasarkan RPS yang telah disusun

 2. Pengemasan kembali (information repackaging)

Guru/Dosen melakukan pengemasan kembali dari sumber-sumber yang telah ada disesuaikan dengan kebutuhan kompetensi yang ingin dicapai dalah RPS

 3. Menulis sendiri (starting from scratch)

Guru/Dosen menulis sendiri berdasarkan kepakarannya berdasarkan RPS mata kuliah yang diampu

PROSEDUR KOMPILASI

 Prosedur kompilasi adalah 

1. Kumpulkan seluruh buku, artikel jurnal ilmiah, dan sumber acuan lain yang digunakan dalam mata pelajaran seperti yang tercantum dalam daftar pustaka di RPS. 

2. Tentukan bagian-bagian buku, artikel jurnal ilmiah, dan bagian dari sumber acuan lain yang digunakan per Bahan Kajian sesuai dengan RPS. 

3. Fotokopi seluruh bagian dari sumber yang digunakan per Bahan Kajian sesuai dengan RPS. 

4. Pilahlah hasil fotocopy tersebut berdasarkan urutan Bahan Kajian yang sesuai dengan RPS.

 5.Buatlah/tulislah halaman penyekat bahan untuk setiap Bahan 

    Kajian/BAB. 

6. Bahan-bahan yang sudah dilengkapi dengan halaman penyekat untuk 

    setiap Bahan Kajian kemudian dijilid rapi (selanjutnya dicopy untuk 

    dibagi kepada mahasiswa). 

7. Buatlah/tulislah pedoman guru/dosen dan pedoman siswa/mahasiswa untuk mendampingi bahan yang sudah dikompilasi tersebut.


Prinsip-prinsip pemilihan materi bahan ajar :

 1. Prinsip relvasi

Materi pembelajaran hendaknya ada hubungannya dan memberikan kontribusi bagi upaya pencapaian capaian pembelajaran mata kuliah dan kemampuan akhir. Misalnya, jika kemampuan yang diharapkan dikuasai mahasiswa berupa menghafal fakta, maka materi pembelajaran yang diajarkan harus berupa fakta.

2. Prinsip konsistensi

Materi pembelajaran harus konsisten dengan kemampuan akhir yang ingin dicapai, baik dari segi jumlah materi maupun dari taksonominya. Jika kemampuan akhir yang harus dikuasai mahasiswa empat macam, maka materi buku ajar yang harus dikembangkan juga harus meliputi empat macam

3. Prinsip kecukupan

Materi yang diajarkan hendaknya cukup memadai dalam membantu mahasiswa menguasai kemampuan akhir yang diharapkan. Materi tidak boleh terlalu sedikit dan tidak boleh terlalu banyak. Jika terlalu sedikit akan kurang membantu mencapai capaian pembelajaran mata kuliah dan kemampuan akhir. Sebaliknya, jika terlalu banyak akan membuang-buang waktu dan tenaga yang tidak perlu untuk mempelajarinya.

[21/2 05.43] atiens: Sistematika buku ajar :

BAB 1 Pendahuluan

Berisi :

Penyajian

Penutup

Daftar Pustaka

Senarai (glossary)


Tinjauan Mata Pelajaran : Prakata  

֍ Petunjuk Penggunaan Buku Ajar bagi Mahasiswa 

֍ Identitas Mata Kuliah 

֍ Deskripsi Singkat Isi Buku Ajar 

֍ Kegunaan Mata Kuliah bagi Mahasiswa 

֍ Capaian Pembelajaran Mata kuliah


BAB I 

Kemampuan Akhir 

Indikator 

Pendahuluan, terdiri dari: 

֍ Deskripsi singkat berupa gambaran umum tentang 

     cakupan bab tersebut.  

֍ Relevansi antara bab tersebut dengan pengalaman yang telah dimiliki mahasiswa atau manfaat bagi mahasiswa.

Penyajian:     

֍ Uraian atau penjelasan materi (sesuai dengan jenis 

     materi) dan diikuti dengan contoh-contoh. 

֍ Ilustrasi yang sesuai dengan uraian materi. 

֍ Tugas dan Latihan yang dilakukan mhs setelah 

      membaca uraian materi. 

֍ Rangkuman/ringkasan dari konsep atau prinsip yang dibahas.

 Penutup, terdiri dari:   

 ֍ Penilaian, konsisten dengan rumusan indikator dan Kemampuan 

      Akhir. 

֍ Umpan balik, untuk dapat menilai sendiri hasil belajarnya (kunci 

      jawaban tes). 

֍ Tindak lanjut.


 DAFTAR PUSTAKA 

SENARAI, berupa daftar istilah teknis yang dianggap penting dan perlu dijelaskan. 

DAFTAR INDEX (jika diperlukan).

Diksi dan Seni Bahasa

 Pertemuan ke-18


Tema.    : Diksi dan Seni Bahasa

Narasumber. : Maydearly

Moderator.  : Widya Arem

Hari/tanggal. : Jumat, 17 Februari 2023


Pertemuan kali ini tentang diksi dan seni bahasa. Diksi tidak hanya digunakan pada puisi tetapi juga pada karya sastra lainnya seperti drama. Pertemuan dibuka dengan sebait puisi yang kaya akan diksi.

"Sadarlah aku lelah mencintaimu dengan terengah-engah, mencibir oksigen dengan menjadikanmu satu-satunya udara yang boleh mengisi setiap rongga."


Ibu Maydearly selaku narasumber merupakan seorang penulis, kurator, blogger, editor dan motivator. Beliau telah menerbitkan 10 buku antologi, 2 buku kurator, buku duo literasi digital untuk abad 21 bersama prof. Eko Indrajit dan 3 buku solo. 


Diksi berasal dari bahasa latin yaitu dictionem kemudian diserap kedalam bahasa Inggris menjadi diction yang artinya pilihan kata (menuliskan secara ekspresif) sehingga sebuah tulisan memiliki roh dan karaktet yang kuat. Aristoteles seorang filsuf dan ilmuwan Yunani memperkenalkan diksi sebagai sarana menulis indah dan berbobot. Gagasannya itu disebut diksi puitis yang ditulis dalam poetics. William Shakespare merupakan sastrawan yang menyajikan diksi dalam bentuk drama. Diksi Shakespare relevan untuk menulis karya yang bersifat realita maupun metafora. Diksi penting dalam kajian sebuah bahasa karena diksi adalah keindahan sebuah bahasa.


Bagaimana mengembangkan sebuah diksi?

Ada 5 jurus jitu dalam mengembangkan sebuah diksi, antara lain:

a. SENSE OF TOUCH. Yaitu menulis dengan melibatkab indera peraba. Digunakan untuk menggambarkan sesuatu yang tidak terlihat seperti angin.

Contoh :

Pada pori-pori angin yang dingin, aku pernah mengeja rindu yang datang tanpa permisi.


b. SENSE OF SMELL. Yaitu menulis dengan melibatkan indera penciuman sehingga menyebabkan tulisan lebih beraromaa. Teknik ini dipadukan dengan indera penglihatan.

Contoh : 

Di kepalaku wajahmu masih menjadi prasasti dan aroma badanmu selalu kugantungkan di langit harapan.

c. SENSE OF TASTE. Yaitu menulis dengan melibatkan indera perasa. Penggunaan indera perasa menggambarkan rasa suatu makanan atau yang tercecap di lidah.

Contoh : 

Kukecup rasa pekat secangkir kopi di tangan kananku sembari kugenggam HP di tangan kiriku. Telah terkubur dengan bijaksana dirimu beserta centang biru, diriku bersama centang satu. 

d.  SENSE OF SIGHT adalah menulis dengan melibatkan indra penglihatan memiliki Prinsip “show, don’t tell". Dalam menulis, sebaiknya menunjukkan membuat  pembaca seolah-olah bisa “melihat” apa yang tengah kita ceritakan. Buat mereka seolah bisa menonton dan membayangkannya.  Prinsip utama dan manjur dalam hal ini adalah DETAIL. Tulislah apa warnanya, bagaimana bentuknya, ukurannya, umurnya, kondisinya.


Contoh

Derit daun pintu mencekik udara ditengah keheningan, membuatku tersadar jika kamu hanya sebagai lamunan.

e. SENSE OF HEARING adalah menulis dengan melibatkan energi yang kita dengar. Begitu banyak suara di sekitar kita. Belajarlah untuk menangkapnya. Bagaimana? Dengarlah, lalu tuliskan. Mungkin, inilah sebab mengapa banyak penulis sukses yang kadang menanti hening untuk menulis. Bisa jadi mereka ingin menyimak suara-suara. Sebuah tulisan yang ditulis dengan indra pendengaran akan terasa lebih berbunyi, lebih bersuara. Selain itu, penulis juga bisa berkreasi dengan membuat hal-hal yang biasanya tak terdengar menjadi terdengar. 


Contoh

Derum kejahatan yang mendekat terasa begitu kencang. Udara hening, tetapi terasa berat oleh jerit keputusasaan yang dikumandangkan bebatuan, sebuah keputusan yang menghakimiku untuk tak lagi merinduimu.

Kamis, 16 Februari 2023

Langkah Menyusun Buku Secara Sistematis

 Resume Pertemuan ke-15


Narasumber.  : Yulius Roma Patandean, SPd.

Moderator.  : Arofiah Afifi, SPd

Tema.     : Langkah Menyususn Buku Secara Sistematis

Hari/tanggal.  : Jumat, 10 Februari 2023

 "Saat yang paling menakutkan dalam menulis adalah tepat ketika kamu belum memulainya. Jika ditanya "Bagaimana kamu menulis?" Saya akan menjawab, "Satu demi satu." (Stefen King)


Berapa buah buku yang telah engkau baca dan engkau tulis tahun ini? Sebelum menerbitkan sebuah buku, tentu tidak terlepas dari dunia tulis menulis. Diawal pertemuan moderator membuka dengan memberikan pernyataan mengenai manfaat menulis :

1. Salah satu sarana untuk memberikan apresiasi pada diri sendiri atas hasil karya yang telah selesai dibuat

 Artinya kita seharusnya menghargai karya diri kita sendiri.

2. Sebagai personal branding, sehingga memberi motivasi diri untuk lebih berkarya sehingga dapat bermanfaat bagi banyak orang.

Narasumber kali ini merupakan guru berprestasi jenjang SMA kebupaten Tanah Toraja pada tahun 2016. Pemenang ketiga lomba kreativitas guru tingkat SMA pada porseni PGRI provinsi Sulawesi Tengah tahun 2017. Meraih 2 mendali emas dan tiga mendali perunggu pada ajang guru lympics PGRI tahun 2020.

Penulis membagikan link youtube mengenai cara membuat daftar isi, kutipan, indeks dan daftar pustaka, judul, bab, sub bab, judul tulisan pada buku secara otomatis. Sehingga memudahkan kita dalam menyusun buku.

Mari kita coba...

Rabu, 15 Februari 2023

Buku Digital, Kemajuan Literasi Digital

 Resume Pertemuan Ke-16


Tema.     : Buku Cerita Digital

Narasumber.   : Nur Dwi Yanti, SPd

Moderator.      : Dail Ma'rif, MPd

Hari.                  : Senin, 13 Februari 2023


Pertemuan kali ini mengulas tentang mengubah buku biasa menjadi buku cerita digital. 

Pergeseran zaman yang ditandai dengan perkembangan teknologi yang cukup pesat termasuk transformasi dari buku yang ditulis di kertas kini menjadi buku digital. Hal ini sangat bermanfaat termasuk di dunia pendidikan yang tidak jauh dari tulisan, buli dan ilmu pengetahuan. Narasumber membuka materi dengan memberikan contoh cerita yang ditulis dalam bentuk buku digital. Sangat menarik. Membaca buku digital membuat semua indera bekerja. Buku yang seolah menayangkan cerita 3 dimensi. Ada tulisan, gambar disertai audio. 


Buku digital disebut juga e-book atau buku nirkertas/buku maya/ buku elektronik. Menurut Oxford kamus bahasa Inggris, buku digital berasal dari buku cetak yang diubah dalam perangkat e-book yang dapat dibaca melalui komputer maupun ponsel. Buku digital adalah salah satu jenis buku atau bacaan yanh hadir dalam bentuk soft copy atau elektronik yang kemudian bisa dibaca menggunakan perangkat digital baik itu smartphone maupun komputer (PC atau Laptop).

Buku digital memiliki fungsi antara lain : sebagai salah satu alternatif media belajar dan sebagai media berbagi informasi.

Tunjuan pengadaan buku digital adalah :

1. Memberikan kesempatan bagi pembuat konten untuk berbagi informasi dengan mudah, menarik dan interaktif.

2. Melindungi informasi yang disampaikan

3. Mempermudah proses memahami materi ajar.


Keuntungan dari buku digital antara lain : 

1. Less paper (tidak memerlukan kertas sehingga sesuai dengan prinsip ramah lingkungan)

2. Bisa diakses dimanapun

3. Tidak mudah rusak/hilang.

4. Mudah dibawa kemanapun. Buku-buku yang berhalaman tebal tentu sangat berat dibawaa kesana kemari. Sedangkan buku digital mudah dibawa kemana-mana.


Kelemahan penulisan buku digital antara lain :

1. Mengaksesnya memerlukan kuota yang cukup banyak.

2. Untuk mengubah ke buku digital memerlukan skill yang cukup.


Jenis-jenis format buku digital :

1. EPUB (Elektronic Publication).

2. MOBI (Mobil Pocket)

3. PDB  ( Palm Database File)

4. PDF ( Portable Document Format)

5. KFB  ( Kindle Fire Format)

Kamis, 09 Februari 2023

Pantun, Karya Sastra Lama Yang Mendunia

  Resume Pertemuan ke-13


Tema    : Kaidah Pantun

Hari.     : Senin, 06 Februari 2023

Narasumber. : Miftqhul Hadi, SPd

Moderator.     : Dail Maruf, MPd


Narasumber membuka acara denga sebuah pantun menarik....


Molo mandurung ho dupaby

Tampu si mardulang-dulang

Molo malungun nodiahu

Tatao siru mondang bulan.



Pantun identik dengan suku bangsa Melayu atau Betawi. Di Tapanilu pantun dikenal dengan istilah endes. Di Sunda pantun dikenal dengan istilah paparikan. Di Jawa pantun parikan. Pantun diakui oleh UNESCO sebagai warisan budaya takbenda pada sesi ke-15 intergovermental commitee for the safeguarding of the intangible cultural heritage di kantor pusat Unesci di Paris Perancis (17/2/2020)


Pada hakikatnta sebagian besar kesusasteraan tradisional Indonesia membentuk pondasi dasae pertunjukan genre campuran yang kompleks, seperti "Randai" dari Minangkabau wilayah Sumatera Barat yang mencampur antara seni musik, seni tari, seni drama dan seni beladiri dalam perpaduan seremonial yang spektakuler. 

Pantun menurut Renward Branstetter dalam Suseno (2006) berasal dari kata "Pan" menunjukkan sopan dan kata "Tun" yang merujuk pada sifat santun. Kata "Tun" yanh merujuk pada sifat santun dan kata "Tun" dapat diartikan juga sebagai pepatah dan peribahasa (Hussain, 2019) atau bisa bermakna baris atau deret.


Tuntun (pampangan) yang berarti teratur atau tontonan (tagalog) yang diartika  mengucapkan sesuatu dengan susunan yang teratur. Sedangkan tuntun dalam bahasa jawa akuni berati benang, atuntun yang artinya teratur, matuntun yang berarti pemimpin. Pantun dalam bahasa toba artinya kesopanan atau kehormatan ( Hussain : 2019). Pantun adalah puisi lama. Ciri-ciri pantun antara lain :

1. Satu bait terdiri atas 4 baris

2. Satu baris terdiri atas 4-5 kata

3. Satu baris terdiri atas 8-12 suku kata

4. Bersajak a-b-a-b

5. Baris pertama dan kedua disebut sampiran/pembayang

6. Baris ketiga dan keempat disebut isi/maksud.


Banyak manfaat pantun dalam kehidupan sehari-hari, antara lain:

1. Melatih seseorang untuk berpikir sebelum berbicara

2. Komunikasi sehari-hari.

3. Sebagai sambutan pembuka atau penutup suatu acara.

4. Menyatakan perasaan.

5. Lirik lagu

6. Perkenalan

7.BerceramaĆ h

Fungsi pantun antara lain :

1. Sebagai alat pemelihara bahasa pantun berperan sebagai penjaga fungsi kata dan kemampuan kemampuan menjaga alur berpikir.

2. Pantun melatih seseorang berpikir tentang makna kata sebelum berujar.

3. Secara sosial pantun memiliki fungsi pergaulan yang kuat.

4. Pantun menunjukkan kecepatan seseorang dalama berpikir  dan bermain kata-kata.

5. Peran sosial pantun adalah sebagai alat penguat penyampaian pesan.

Sebelum saya akhiri resume ini, saya akan menulis sebuah pantun...


Bercermin diri dalam telaga

Hati miris banyak buaya

Wahai teman para pujangga

Ajari aku menulis dan berkarya.

Rabu, 08 Februari 2023

Apa Itu Proofreading?

 Pertemuan ke-12

 Tema   : Proofreading Sebelum Menerbitkan Tulisan

Narasumber  : Susanto, SPd

Moderator. : Helwiyah, SPd, MM

Hari.  : Jumat, 3 Februari 2023


Sebelum melakukan proofreading sebaiknya kita melakukan swasunting terhadap tulisan kita sendiri. Berikut adalah tips swasunting  terhadap tulisan kita sendiri :

1. Endapkan tulisan anda selama beberapa waktu.

2. Meminta teman membaca tulisan kita.

3. Meminta seorang proofreader

4. Menggunakan aplikasi atau editing tools.


Proofreading adalah tahap terakhir dari proses editorial dan tujuannya adalah menemukan kesalahan yang terlewatkan oleh penulis, editor dan perancang buku atau formater. 

Berikut adalah tips melakukan proofreading :

1. Perhatikan secara detail. Memperhatikan dengan detail setiap huruf, setiap tanda baca dan setiap spasi.

2. Membaca dengan lantang. Mendengar kata-kata yang salah akan membantu kita mendengar kesalahan yang tidak dilihat oleh mata kita.

3. Membaca secara berlahan. Tulisan nonfiksi yang padat dan bersifat teknis akan membutuhkan waktu lebih lama untuk mengoreksi daripada yang lain.

4. Beristirahat dan berbaik hati pada diri sendiri. Proofreading membutuhkan fokus yang intens dan sulit untuk mempertahankan fokus dalam jangka waktu lama.


Alat untuk melakukan proofreding adalah KBBI dan PUEBI yang sejak 16 Agustus 2032 diganti dengan EYD. Ketetapan merujuk pada keputusan kepala Badan Pengembangan dan Pembinaan Bahasa Kemendikbudristek No. 0424/I/BS 0001/2022 tentang Ejaan Bahasa Indonesia yang disempurnakan.

Jumat, 03 Februari 2023

Menulis Semudah Berkedip. Ini Triknya!

 Pertemuan ke-9


Narasumber.    : Prof.Dr.Ngainun Naim

Moderator.       : Lely Suryani, SPd.Sd

Tema                 : Menulis Itu Mudah


" Orang yang beralasan tidak ada waktunluang untuk menulis, bisa dipastikan ketika ada waktu luangpun dia tidak akan menulis"

( Ngainun Naim, KBMN-28, 27 Januari 2023)


Narasumber kali ini adalah seorang kyai sekaligus profesor. Beliau telah melahirkan lebih dari 27 buku. Beliau mengajarkan agar bisa menulis yaitu dengan menulis. Kunci agar bisa menulis antara lain :

1. Menulislah hal-hal sederhana yang kita alami. Mulailah menulis yang sederhana. Seperti tulisan beliau yang berjudul "Suatu Sore di Bulan Ramadhan." Pengalaman sehari-hari adalah sumber tulisan yang tiada habisnya.

2. Jangan menulis sambil dibaca lalu diedit. Teruslah menulis meskipun banyak salah ketik, setelah selesai menuliskan semua yang ada di otak dalam bentuk tulisan barulah dibaca ulang sambil diedit. Karena jika menulis sambil dibaca lalu diedit akan menjadi hambatan psikologi dalam menuangkan ide.

3. Menulis tentang perjalanan. Misalkan menceritakan tentang perjalanan kesuatu tempat.

Beliau setiap hari menulis beberapa jenis tulisan. Untuk blog atau kompasiana beliau menargetkan  3-5 paragraf. Untuk artikel jurnal mentargetkan 1 paragraf. 


Kesulitan menulis biasanya terjadi karena persoalan psikologis. Takut tulisannya jelek, takut salah dll. Perasaan semacam itu harus dilawan dengan cara melalukannya.

Kamis, 02 Februari 2023

Sudahkah Mencoba Menulis Cerita Fiksi? Berikut Kiat-Kiatnya

 Pertemuan ke-10

Narasumber.  : Sudomo,Spt

Moderator.     : Bambang Purwanto, SPd

Hari.  : Senin, 30 Januari 2023

Tema : Kiat Menulis Cerita Fiksi


Pertemuan ke-10


Bapak Sudomo merupakan guru IPA di SMP N 3 Lingsar. Beliau pernah menjadi pemenang lomba menulis bahan bacaan literasi pada tahun 3016 dan 2019 tingkat provinsi NTB, juara lomba menulis blog  versi indihome pada tahun 2021, juara favorit menulis di satuguru.id, pemenang vidio inovatif implementasi kurikulum merdeka tingkat provinsi NTB tahun 2022. Beliau juga telah melahirkan buku mayor pada tahun 2017 bersama penulis fiksi Iit Sibarani yang berjudul "Di penghujung Pelukan" yang diterbitkan oleh media. Pada tahun 2018 buku solo pertama diterbitkan melalui penerbit anak perusahaan Gramedia yaitu Funtatic M & C yang berjudul pahlawan anti korupsi : sudah adil kak?. Novel anak juga lahir dari tangan beliau pada awal tahun 2023 yang diterbitkan secara digital oleh penerbit Andi Yogyakarta. 


Pertemuan kali ini bapak Sudomo mengulas tentang kiat menulis cerita fiksi.

Saya sendiri agak sukar berimajinasi kemudian menulis suatu kisah fiksi. Diperlukan waktu cukup lama untuk menghasilkan sebuah karya.

Menulis cerita fiksi belajar dari pengalaman untuk eksplorasi konsep disertai komitmen (niat kuat untuk menulis), kemampuan riset setting sebuah cerita serta banyak membaca karya fiksi orang lain agar diperoleh gambaran serta gaya bahasa, menambah kosa kata. Selain itu diperlukan juga penguasaan PUEBI dan KBBI, menjaga konsisten untuk terus menulis dan memahami dasar-dasar menulis fiksi.

Cerita fiksi mempunyai bentuk yang bermacam-macam meliputi cerpen, novelet, novela, novel, fiksi mini, flash fiction, pentigraf.

Unsur-unsur pembangun cerita non fiksi antara lain tema, alur/plot, penokohan, latar belakang, sudut pandang, premis (ringkasan cerita dalam satu kalimat). Unsur premis meliputi karakter, tujuan tokoh, rintangan/tantangan dan resolusi.


Rabu, 01 Februari 2023

Pentingkah Majalah Sekolah?

  Pertemuan ke-11


Tema : Mengelola Majalah Sekolah

Hari. : Rabu, 1 Februari 2023

Narasumber. : Widya Setianingsih, SAg

Moderator  : Muthmainah, MPd


Majalah sekolah merupakan wadah literasi karya para siswa dan guru mengenai segala hal yang ada di sekolah. Mereka dapat menyalurkan inspirasi untuk dituangkan dalam bentuk tulisan. 

Ibu Widya Setyaningsih. S.Ag yang sebagai narasumber merupakan PIMRED majalah Kharisma yang ada di sekolahnya sejak tajun 2010 sampaj sekarang. Selain itu beliau juga sebagai ketua gerakan literasi madrasah dan menjabat sebagai sekretaris dua KOMNASDIK. Beliau telah melahirkan buku solo yang berjudul Laras Makna Dalam Puisi dan telah menulis 30 buku antologi. 


Majalah menurut KBBI adalah terbitan berkala yang isinya meliputi berbagai liputan jurnalistik, pandangan tentang topik aktual yang patut diketahui pembaca. Ada majalah terbit bulanan, tengah bulanan, mingguan dsb. Sedangkan majalah sekolah dibuat dan diedarkan dikalangan sekolah. Dari sekolah untuk sekolah.

Hal yang perlu dipersiapkan untuk menerbitkan majalah sekolah antara lain : 

1. SDM. Diperlukan SDM yang mampu menyatukan idr dan gagasan. Untuk inu diperlukan papa SDM yang memiliki jiwa literasi tinggi.

2. Sumber dana. Setiap kegiatan pasti memerlukan dana. Dana dapat diperoleh dari iuran orang tua siswa, dana bos sekolah.

3. Dukungan sekolah. Perlu didukung penuh oleh sekolah karena berada di lingkungan sekolah. Mengajukan proposal yang berisi rancangan kegiatan, dana dll.

4. Promosi. Melakukan sosialisasi kepada wali murid tentang rencana pembuatan majalah dan pembayaran serta mencari sponsor.

Banyak manfaat yang didapat dari majalah sekolah, antara lain :

1. Sebagai sarana komunikasi sekolah dengan wali murid dan siswa.

2. Media komunikasi sekolah yang berisi berita-berita.

3. Wadah kreativitas guru dan siswa dalam berkarya.

4. Sarana publikasi seklah di masyarakat.

5. Menjadi kebanggaan sekolah dan memberikan nilai plus sekolah terutama saat akreditasi.


Dari ibu Widya Setianingsih banyak didapat pengalaman dan pelajaran berharga tentang mengelola majalah sekolah. Mulai dari merintis majalah di sekolah beliau yang diberi nama Kharisma. Dari SDM yang hanyanm dua orang kemudian fokum dan akhirnya berhibernasi kembali menjadi majalah Kharisma yang baru.

Yuks ...mengembangkan literasi lewat majalaj sekolah....